Sejumlah tokoh masyarakat dan budaya di Palembang, Sumatera Selatan menilai Bahasa Palembang perlu masuk dalam kurikulum muatan lokal di sekolah di Sumatera Selatan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD).
Keinginan tersebut disampaikan oleh Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja pada haul Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) III Raden Haji Muhammad (RHM) Sjafei Diradja Bin Raden Haji Abdul Hamid pada Senin, 12 September 2022.
Selain itu guna memperkenalkan bahasa daerah dan budaya asli yang diturunkan oleh para leluhur itu, dia mengatakan pegawai swasta hingga Aparatur Sipil Negara (ASN) pada hari tertentu diwajibkan mengenakan pakai adat dan baso plembang dalam aktifitas kedinasannya.
“Bebaso Plembang sebenarnya tanggung jawab kita bersama melestarikannya, dan kewajiban utama ada pada pemerintah kota sebagai organ yang berfungsi dalam regulator dan eksekutornya,” kata Sultan R.M.Fauwaz Diradja.
Saat ini kata Fauwaz bahan-bahan untuk bahasa Palembang atau bebaso Plembang sudah banyak tersedia mulai dari kamus bebaso, cerita-cerita, fonem, diftong, vocal.
“Semuanya sudah ada tinggal dimasukan dalam muatan lokal, tinggal goodwill pemerintah untuk menerapkannya,”ujarnya.
Sementara itu Ali Hanafiah atau mang Ali yang merupakan budayawan Palembang ini mengatakan pihaknya sudah cukup lama menginginkan agar bahasa Palembang dan pernak pernik budaya khas Palembang masuk ke muatan lokal dan ke kantor-kantor dinas.
Selain bahasa Palembang, dia menginginkan pada salah satu hari dalam sepekan, pelajar dan pegawai di Palembang mengenakan pakai adat berupa baju belah Booloh, Teluk Belango.
Sebagai salah satu langkah untuk membiasakan lidah anak muda berbahasa Palembang, dia meminta pihak kesultanan menyiapkan relawan yang siap menjadi tutor.
“Tahap awal ini cukup 10 tutor dulu, nanti akan terus bertambah seiring waktu,” katanya.
PARLIZA HENDRAWAN